Jumat, 17 Mei 2019

Ulasan Film: 'John Wick: Chapter 3 - Parabellum' - CNN Indonesia

Jakarta, CNN Indonesia -- John Wick: Chapter 3 - Parabellum adalah film cukup rumit dan intens. Rumit dari segi cerita, dan sudah pasti intens dari segi adegan laga yang dihiasi tumpah darah.

Film yang berdurasi dua jam 10 menit ini melanjutkan cerita pembunuh bayaran bernama John Wick (Keanu Reeves) yang bertahan hidup dari perburuan. Ia kini menjadi buron setelah membunuh salah satu anggota High Table di wilayah netral, Hotel Continental di New York.

Latar waktu dan tempat John Wick: Chapter 3 - Parabellum sangat berhubungan dengan John Wick: Chapter 2 (2017). Usai membunuh, John diperlihatkan tergopoh-gopoh. Ia berlari menuju beberapa tempat dengan tujuan bertemu teman lama untuk meminta pertolongan.


Cerita mulai terasa rumit ketika John bertemu dengan The Director (Anjelica Huston). Pasalnya The Director yang tidak pernah muncul di John Wick (2014) dan John Wick: Chapter 2 itu terlihat akrab berbicara dengan John, bahkan membahas masa lalu di antara keduanya.

Lewat adegan demi adegan secara tidak langsung alasan Wick memutuskan langsung bertemu The Director setelah ditetapkan sebagai buron. Sampai akhirnya ia bertemu teman lama yang lain, Sofia (Halle Berry). Kehadiran Sofia semakin memperumit cerita.

Apalagi ia tidak ada di dua film sebelumnya.

Dialog antara Sofia dan John banyak membahas masa lalu. Itu membuat penonton yang belum menyaksikan John Wick dan John Wick: Chapter 2 tidak mengerti perbincangan mereka.


Di sisi lain, cerita cukup rumit yang ditulis Derek Kolstad dan Shay Hatten juga membuat penasaran. Lewat berbagai adegan laga yang mematikan penonton dibuat bertanya-tanya, apakah John akan selamat di akhir film? Bagaimana ia mengalahkan semua musuhnya?

Berbagai pertanyaan itu sebenarnya dijawab secara perlahan dan sederhana lewat berbagai adegan yang membuat penonton terus berpikir. Lewat berbagai adegan itu pula sutradara Chad Stahelski 'memaksa' penonton untuk tidak melewatkan satu menit pun dari filmnya.

Itu demi mengerti cerita secara keseluruhan.

Cerita yang cukup rumit juga menarik karena dihiasi banyak adegan laga yang seru. Penonton hanya diberi napas sebentar saat adegan dialog. Napas itu kemudian 'diburu' oleh adegan laga yang menyajikan banyak kekerasan. Jika tidak suka kekerasan, sebaiknya tak menonton.


Mayoritas adegan laga merupakan baku hantam jarak dekat, baik dengan tangan kosong maupun dengan senjata. Baku hantam di film ini bahkan lebih variatif ketimbang dua film sebelumnya. Beberapa kali John terlihat melawan musuh menggunakan katana, ikat pinggang dan pisau lempar. Ada pula adegan baku hantam sembari kejar-kejaran dengan motor.

Pada adegan ini diperlihatkan betapa John memang pembunuh bayaran yang sangat andal. Tak heran bila ia juga diberi label sebagai pembunuh bayaran yang paling ditakuti.

'Dominasi' John dalam film yang dijuduli dengan namanya itu tak mengesampingkan pemeran pendukung adegan laga, seperti saat Shinobi 1 (Cecep Arif Rahman) dan Shinobi 2 (Yayan Ruhian) melawannya. Adegan yang ditunggu penonton Indonesia itu menarik.

Kemampuan bela diri keduanya tak perlu dikomentari lagi. Akting mereka pun kini terasa tidak kalah dengan sederet aktor kenamaan di film ini. John bahkan sempat kewalahan.

Cecep Arief Rahman dan Yayan Ruhian dalam 'John Wick 3.'Cecep Arief Rahman dan Yayan Ruhian dalam 'John Wick 3.' (Dok. Lionsgate Movies via youtube.com)
Karakter yang diperankan Cecep dan Yayan punya latar yang kuat. Mereka bukan sekadar muncul demi kepentingan komersial-agar banyak ditonton di Indonesia-semata.

Kuatnya peran Yayan dan Cecep disokong oleh penulis yang kuat. Derek Kolstad dkk menulis semua karakter, tak hanya Shinobi 1 dan Shinobi 2, dengan latar yang kuat. Semua karakter yang baru muncul memiliki asal usul yang jelas dan berhubungan dengan John.

Kolstad dan timnya layak mendapat pujian untuk itu.

Hal menarik lain dari film ini adalah potensinya untuk dikembangkan menjadi waralaba dengan beberapa seri lebih lanjut. Salah satu yang bisa dikembangkan menjadi film dari karakter John adalah kehidupan masa lalunya yang belum diceritakan secara gamblang.

[Gambas:Video CNN]

Bahkan sampai film ketiganya, itu masih tetap misterius.

Bagi yang ingin menonton John Wick: Chapter 3 - Parabellum, sangat disarankan untuk menonton John Wick dan John Wick: Chapter 2 lebih dulu. Bila tidak, akan sulit memahami cerita film ini yang cukup rumit. Jika sudah, silakan nikmati ketegangan aura John Wick. (adp/rsa)

Let's block ads! (Why?)


Jakarta, CNN Indonesia -- John Wick: Chapter 3 - Parabellum adalah film cukup rumit dan intens. Rumit dari segi cerita, dan sudah pasti intens dari segi adegan laga yang dihiasi tumpah darah.

Film yang berdurasi dua jam 10 menit ini melanjutkan cerita pembunuh bayaran bernama John Wick (Keanu Reeves) yang bertahan hidup dari perburuan. Ia kini menjadi buron setelah membunuh salah satu anggota High Table di wilayah netral, Hotel Continental di New York.

Latar waktu dan tempat John Wick: Chapter 3 - Parabellum sangat berhubungan dengan John Wick: Chapter 2 (2017). Usai membunuh, John diperlihatkan tergopoh-gopoh. Ia berlari menuju beberapa tempat dengan tujuan bertemu teman lama untuk meminta pertolongan.


Cerita mulai terasa rumit ketika John bertemu dengan The Director (Anjelica Huston). Pasalnya The Director yang tidak pernah muncul di John Wick (2014) dan John Wick: Chapter 2 itu terlihat akrab berbicara dengan John, bahkan membahas masa lalu di antara keduanya.

Lewat adegan demi adegan secara tidak langsung alasan Wick memutuskan langsung bertemu The Director setelah ditetapkan sebagai buron. Sampai akhirnya ia bertemu teman lama yang lain, Sofia (Halle Berry). Kehadiran Sofia semakin memperumit cerita.

Apalagi ia tidak ada di dua film sebelumnya.

Dialog antara Sofia dan John banyak membahas masa lalu. Itu membuat penonton yang belum menyaksikan John Wick dan John Wick: Chapter 2 tidak mengerti perbincangan mereka.


Di sisi lain, cerita cukup rumit yang ditulis Derek Kolstad dan Shay Hatten juga membuat penasaran. Lewat berbagai adegan laga yang mematikan penonton dibuat bertanya-tanya, apakah John akan selamat di akhir film? Bagaimana ia mengalahkan semua musuhnya?

Berbagai pertanyaan itu sebenarnya dijawab secara perlahan dan sederhana lewat berbagai adegan yang membuat penonton terus berpikir. Lewat berbagai adegan itu pula sutradara Chad Stahelski 'memaksa' penonton untuk tidak melewatkan satu menit pun dari filmnya.

Itu demi mengerti cerita secara keseluruhan.

Cerita yang cukup rumit juga menarik karena dihiasi banyak adegan laga yang seru. Penonton hanya diberi napas sebentar saat adegan dialog. Napas itu kemudian 'diburu' oleh adegan laga yang menyajikan banyak kekerasan. Jika tidak suka kekerasan, sebaiknya tak menonton.


Mayoritas adegan laga merupakan baku hantam jarak dekat, baik dengan tangan kosong maupun dengan senjata. Baku hantam di film ini bahkan lebih variatif ketimbang dua film sebelumnya. Beberapa kali John terlihat melawan musuh menggunakan katana, ikat pinggang dan pisau lempar. Ada pula adegan baku hantam sembari kejar-kejaran dengan motor.

Pada adegan ini diperlihatkan betapa John memang pembunuh bayaran yang sangat andal. Tak heran bila ia juga diberi label sebagai pembunuh bayaran yang paling ditakuti.

'Dominasi' John dalam film yang dijuduli dengan namanya itu tak mengesampingkan pemeran pendukung adegan laga, seperti saat Shinobi 1 (Cecep Arif Rahman) dan Shinobi 2 (Yayan Ruhian) melawannya. Adegan yang ditunggu penonton Indonesia itu menarik.

Kemampuan bela diri keduanya tak perlu dikomentari lagi. Akting mereka pun kini terasa tidak kalah dengan sederet aktor kenamaan di film ini. John bahkan sempat kewalahan.

Cecep Arief Rahman dan Yayan Ruhian dalam 'John Wick 3.'Cecep Arief Rahman dan Yayan Ruhian dalam 'John Wick 3.' (Dok. Lionsgate Movies via youtube.com)
Karakter yang diperankan Cecep dan Yayan punya latar yang kuat. Mereka bukan sekadar muncul demi kepentingan komersial-agar banyak ditonton di Indonesia-semata.

Kuatnya peran Yayan dan Cecep disokong oleh penulis yang kuat. Derek Kolstad dkk menulis semua karakter, tak hanya Shinobi 1 dan Shinobi 2, dengan latar yang kuat. Semua karakter yang baru muncul memiliki asal usul yang jelas dan berhubungan dengan John.

Kolstad dan timnya layak mendapat pujian untuk itu.

Hal menarik lain dari film ini adalah potensinya untuk dikembangkan menjadi waralaba dengan beberapa seri lebih lanjut. Salah satu yang bisa dikembangkan menjadi film dari karakter John adalah kehidupan masa lalunya yang belum diceritakan secara gamblang.

[Gambas:Video CNN]

Bahkan sampai film ketiganya, itu masih tetap misterius.

Bagi yang ingin menonton John Wick: Chapter 3 - Parabellum, sangat disarankan untuk menonton John Wick dan John Wick: Chapter 2 lebih dulu. Bila tidak, akan sulit memahami cerita film ini yang cukup rumit. Jika sudah, silakan nikmati ketegangan aura John Wick. (adp/rsa)

Let's block ads! (Why?)


https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20190517160836-220-395809/ulasan-film-john-wick-chapter-3--parabellum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar