Secara keseluruhan, novel itu bercerita tentang perebutan takhta dalam benua bernama Westeros yang terbagi tujuh wilayah di bawah kepemimpinan satu kerajaan besar. Pada setiap wilayah ditunjuk satu Great House untuk memerintah kerajaan-kerajaan kecil di wilayahnya.
Tak disangka, setahun setelah dirilis novel itu banyak mendapat nominasi dan penghargaan.
Penulis berusia 70 tahun ini konsisten meneruskan seri novel A Song of Ice and Fire. Ia merilis A Storm of Swords (2000), A Feast for Crows (2005) dan A Dance With Dragons (2011). Seiring itu, penggemar seri novel A Song of Ice and Fire pun semakin bertambah.
Apalagi saat kanal televisi berbayar HBO mengadaptasi kisah tersebut. Pada 2011 HBO menayangkan musim pertama serial televisi Game of Thrones. Seperti novelnya, serial televisi itu Thrones berkembang menjadi salah satu yang paling terkenal dan sukses.
Saat ini Game of Thrones sudah mencapai musim kedelapan.
Namun di sisi lain, Martin justru belum melanjutkan seri novel A Song of Ice and Fire. Ia masih menyisakan dua novel, The Winds of Winter dan A Dream of Spring. Bisa dibilang produksi serial televisinya telah menyalip produksi novel yang jadi inspirasinya.
Martin belum pernah memberikan alasan yang pasti mengapa The Winds of Winter belum juga dirilis. Novel itu seharusnya sudah rampung pada 2015, tapi sampai saat ini belum juga bertengger di rak toko buku. Ia selalu berkelit ketika ditanya mengenai waktu perilisan.
"Saya pikir akan dirilis akhir tahun ini. Tapi hei, saya berpikir hal yang sama tahun lalu," kata Martin dikutip dari Independent pada 2017 lalu.
Penulis asal Amerika Serikat ini kembali berkelit pada tahun 2018. Ia seperti senang mengecoh penggemar dan membuat penggemar menunggu lama.
"Tidak, [Winds of] Winter tidak akan hadir... Paling tidak, bukan pada 2018," tulisnya dalam pernyataan, melansir AceShowbiz.
'Game of Thrones' bahkan dibuat buku mewarnai. (Dok. Team Art) |
Marti seperti tidak bisa terima kalau serial televisi Game of Thrones akan berakhir. Ia mengaku ragu untuk mengakhiri cerita fantasi ini.
"Menurut saya seharusnya kita belum masuk musim terakhir. Tetapi di sinilah kita sekarang," kata Martin saat premier Game of Thrones di New York, minggu lalu.
"Rasanya seperti saya baru memulai minggu lalu. Apakah benar-benar lebih lama dari itu? Waktu berlalu cepat sekali, semua jadi berbayang. Tapi ini amat menarik," lanjut pria yang dikenal dengan cambang dan jenggot lebatnya itu.
Ia kemudian mengungkapkan baginya Game of Thrones belum berakhir.
"Saya masih meneruskan menulis bukunya. Lima sekuel lain sedang dalam pengembangan." (adp/rsa)
Jakarta, CNN Indonesia -- Game of Thrones yang kini sudah mencapai episode kedelapan atau final, berasal dari novel yang sudah ditulis sejak 1996. A Song of Ice and Fire, karya George Raymond Richard Martin alias George RR Martin, berisikan 73 bab dan bertebal 694 halaman.
Secara keseluruhan, novel itu bercerita tentang perebutan takhta dalam benua bernama Westeros yang terbagi tujuh wilayah di bawah kepemimpinan satu kerajaan besar. Pada setiap wilayah ditunjuk satu Great House untuk memerintah kerajaan-kerajaan kecil di wilayahnya.
Tak disangka, setahun setelah dirilis novel itu banyak mendapat nominasi dan penghargaan.
Penulis berusia 70 tahun ini konsisten meneruskan seri novel A Song of Ice and Fire. Ia merilis A Storm of Swords (2000), A Feast for Crows (2005) dan A Dance With Dragons (2011). Seiring itu, penggemar seri novel A Song of Ice and Fire pun semakin bertambah.
Apalagi saat kanal televisi berbayar HBO mengadaptasi kisah tersebut. Pada 2011 HBO menayangkan musim pertama serial televisi Game of Thrones. Seperti novelnya, serial televisi itu Thrones berkembang menjadi salah satu yang paling terkenal dan sukses.
Saat ini Game of Thrones sudah mencapai musim kedelapan.
Namun di sisi lain, Martin justru belum melanjutkan seri novel A Song of Ice and Fire. Ia masih menyisakan dua novel, The Winds of Winter dan A Dream of Spring. Bisa dibilang produksi serial televisinya telah menyalip produksi novel yang jadi inspirasinya.
Martin belum pernah memberikan alasan yang pasti mengapa The Winds of Winter belum juga dirilis. Novel itu seharusnya sudah rampung pada 2015, tapi sampai saat ini belum juga bertengger di rak toko buku. Ia selalu berkelit ketika ditanya mengenai waktu perilisan.
"Saya pikir akan dirilis akhir tahun ini. Tapi hei, saya berpikir hal yang sama tahun lalu," kata Martin dikutip dari Independent pada 2017 lalu.
Penulis asal Amerika Serikat ini kembali berkelit pada tahun 2018. Ia seperti senang mengecoh penggemar dan membuat penggemar menunggu lama.
"Tidak, [Winds of] Winter tidak akan hadir... Paling tidak, bukan pada 2018," tulisnya dalam pernyataan, melansir AceShowbiz.
'Game of Thrones' bahkan dibuat buku mewarnai. (Dok. Team Art) |
Marti seperti tidak bisa terima kalau serial televisi Game of Thrones akan berakhir. Ia mengaku ragu untuk mengakhiri cerita fantasi ini.
"Menurut saya seharusnya kita belum masuk musim terakhir. Tetapi di sinilah kita sekarang," kata Martin saat premier Game of Thrones di New York, minggu lalu.
"Rasanya seperti saya baru memulai minggu lalu. Apakah benar-benar lebih lama dari itu? Waktu berlalu cepat sekali, semua jadi berbayang. Tapi ini amat menarik," lanjut pria yang dikenal dengan cambang dan jenggot lebatnya itu.
Ia kemudian mengungkapkan baginya Game of Thrones belum berakhir.
"Saya masih meneruskan menulis bukunya. Lima sekuel lain sedang dalam pengembangan." (adp/rsa)
https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20190412192721-241-385854/23-tahun-novel-game-of-thrones-yang-tak-kunjung-usai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar